Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2025

Tantangan Baru Muhammadiyah

Gambar
Tantangan Baru Muhammadiyah: Membangun Roadmap Pertanian dari Hulu ke Hilir Oleh : Sutoyo _____________ Muhammadiyah sudah terbukti berhasil membangun amal usaha yang kokoh dibidang pendidikan dan kesehatan. Ribuan sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah ditambah dengan ratusan rumah sakit serta klinik menjadi pilar penting pelayanan publik di Indonesia. Tidak diragukan lagi citra Muhammadiyah sebagai organisasi yang mengakar pada basis umat sekaligus modern dalam manajemen pun semakin kuat. Kini organisasi ini menapaki tantangan baru  yakni mengelola sektor pertanian. Sejarah baru itu dimulai di Kebumen, Jawa Tengah, pada 19–21 September 2025  disaat Muhammadiyah menyelenggarakan Jambore Nasional I Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM). Acara ini berlangsung di Universitas Muhammadiyah Gombong (UNIMUGO) dan Pendopo Kabumian yang dihadiri sekitar 1.000 petani dari 22 provinsi se-Indonesia. Jambore dibuka resmi oleh Bupati Kebumen Lilis Nuryani bersama Ketua Umum PP Muhamm...

Surat Terbuka untuk teman PPL yang hebat

Gambar
Surat Terbuka untuk teman PPL yang hebat : Apa yang Terlintas Saat Melihat Petani Membakar Jerami? Oleh : Sutoyo ______________ Kepada sahabat-sahabatku, para Penyuluh Pertanian Lapangan yang hebat dan aparat pertanian lainnya. Beberapa saat yang lalu, seorang sahabat di Desa Kledung Kradenan menyampaikan curahan hati penuh keprihatinan. Ia bercerita tentang asap jerami yang membumbung tinggi setelah panen padi. Sesungguhnya apa yang terjadi di Kledung Kradenan hanyalah potret kecil dari kebiasaan yang hampir merata di setiap desa yaitu membakar jerami sehabis panen. Pertanyaan mendasar pun muncul : Apa yang terlintas di benakmu ketika melihat petani membakar jerami? Apakah cukup dengan menghela napas, memotretnya untuk laporan, atau bahkan membiarkannya seolah-olah itu sudah menjadi hal biasa? Bukankah jika kita terus membiarkannya, lama-lama seakan-akan praktik seperti ini mendapat “pembenaran” dari kita sebagai aparat pertanian? Padahal kita tahu persis bahwa setiap kali jerami...

Tanggal Tua, Harga Rakyat:Uji Nyali Belanja di Pasar Tani Purworejo

Gambar
Tanggal Tua, Harga Rakyat:Uji Nyali Belanja di Pasar Tani Purworejo Abu Waras Berkata: “Pasar rame rojali-rohali, keranjang tetep sepi.” Oleh: Sutoyo ____________ Tanggal 26–27 September 2025, Purworejo menggelar hajatan besar sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Hari Tani Nasional dengan agenda Pasar Tani di halaman DKPP. Ada demo masak, ada spot foto, dan yang paling utama adalah deretan produk unggulan pertanian dari KWT dan Poktan se-Kabupaten Purworejo. Singkatnya ini adalah panggung para petani dan emak-emak kreatif untuk memamerkan hasil bumi sekaligus hasil olahannya. Sayangnya acara sebagus ini digelar pas banget dengan tanggal tua. Mau gimana lagi, tentunya banyak dompet rakyat yang sudah mulai kempes, saldo e-wallet ngos-ngosan, bahkan recehan di dompet bisa jadi tinggal selembar dua lembar. Berbeda sekali kalau tanggal muda belanja itu gaya, sebaliknya di tanggal tua belanja itu nyali. Pasar Tani itu bukan sekadar transaksi, ada harga rakyat, ada produk rakyat, ada...

Festival Gas dan Rem

Gambar
  Festival Gas dan Rem: Purworejo Agrofest 2025, Berharap tidak Sedang Belajar Jadi Sopir Ugal-ugalan _____________ Hari ini Jum'at tanggal 26 September 2025  Purworejo Agrofest 2025 secara resmi dibuka di halaman kantor DKPP Kabupaten Purworejo. Menyusul hari Tani Nasional yang jatuh pada tanggal 24 September, Purworejo Agrofest 2025 tampil meriah, panggung gede, tenda-tenda berjejer, diiringi dengan musik yang terus mengalun, petani tembakau diundang, dipuji, bahkan disanjung. Tetapi di sudut yang lain, ada juga spanduk kampanye berhenti merokok, lengkap dengan brosur bahaya asap rokok. Dan seperti biasa Abu Waras hanya tersenyum miring sambil nyeletuk ciri khasnya : “Iki festival opo latihan menjadi sopir ugal-ugalan? Gas diinjak, rem juga diinjak, koplinge kelalen. Mesin meraung, mobil goyang, penumpang bingung.” Untuk itu mari kita  renungkan bersama-sama memang benar adanya bahwa petani tembakau itu sosok pekerja keras. Mereka bangun tidur jauh sebelum ma...

Aral Tak Selalu Melintang

Gambar
Aral Tak Selalu Melintang (Membangun Positive Thinking dari Hambatan) Oleh : Sutoyo ______________ Ditengah percakapan sehari-hari kita sering mendengar orang mengeluh dengan kalimat, “Aduh, banyak aral melintang di jalan hidup ini.” Ungkapan itu begitu populernya sehingga seolah-olah kata “aral” hanya punya pasangan hidup bernama “melintang.” Padahal menurut KBBI kata  aral itu artinya hambatan atau rintangan. “Melintang” hanyalah cara kita membayangkan rintangan itu seperti batang kayu ditengah jalan. Nah masalahnya sejak kecil kita dicekoki bahwa kalau ada aral pasti sifatnya melintang . Jadinya pola pikir kita ikut terbentuk bahwa hambatan itu selalu buruk, harus disingkirkan, bikin susah, bikin gagal. Padahal kalau mau jujur, aral tak selalu melintang . Terkadang dia justru sejajar, kadang searah, kadang malah bikin kita belok ke jalan yang lebih aman. Bayangkan jika kamu lagi jalan lurus, tiba-tiba ada jalan buntu. Perasaannya menjadi kesal bukan? Iya pasti.  Jal...

Dari Lahan Marginal Menuju Desa Mandiri

Gambar
  Dari Lahan Marginal Menuju Desa Mandiri: Bumdes Gowong Bangun Pertanian Terpadu Oleh : Sutoyo _______________ Gowong, 12 September 2025 – Harapan baru kini mulai tumbuh dari Desa Gowong, Kecamatan Bruno. Melalui tangan dingin Imron yang dipercaya sebagai Direktur Bumdes kini mulai menata usaha yang berbasis potensi lokal. Imron meyakini dan ingin membuktikan bahwa potensi desa Gowong apabila dikelola dengan mengusung konsep pertanian terpadu maka kemandirian desa bukan sekadar wacana, tetapi langkah nyata yang bisa dimulai dari hal yang sederhana. Menurut Imron langkah awal difokuskan pada program penggemukan sapi. Alasannya sapi dipilih karena memberikan banyak manfaat ganda seperti daging sebagai sumber pangan, kotoran sebagai bahan pupuk, hingga membuka peluang lapangan kerja baru. Pakan sapi tidak harus mahal, Imron bersama tim Bumdes telah merancang penanaman hijauan di lahan marginal—lahan  yang sebelumnya kurang dimanfaatkan. Inovasi ini membuat desa tak perlu m...

Veni, Vidi, Vici ala Poktan Rukun Tani

Gambar
  Veni, Vidi, Vici ala Poktan Rukun Tani Dari Reorganisasi, Tanam dan Panen Sukses, Hingga Menapak Jejaring Usaha Oleh : Sutoyo __________________ Bruno, 10 September 2025__ “Veni, vidi, vici”—aku datang, aku melihat, aku menang. Demikian kira-kira sebuah ungkapan singkat dari Julius Caesar seorang Jenderal dan konsul Romawi setelah kemenangan cepatnya dimedan pertempuran. Dan rasanya kata-kata itu layak dan tidak berlebihan  untuk disematkan kapada jajaran pengurus Poktan Rukun Tani desa Gowong,  Kecamatan Bruno.  Bagaimana tidak, Poktan Rukun Tani dalam waktu yang relatif singkat telah membuktikan bahwa dengan modal semangat yang membara, komitmen yang kuat, soliditas anggota yang tinggi, dan pendampingan PPL yang intensif, kemenangan demi kemenangan bisa diraih dengan cepat, terarah, dan membanggakan. Belum genap satu tahun tepatnya pada akhir tahun lalu Poktan Rukun Tani melakukan langkah reorganisasi. Tidak seperti lazimnya reorganisasi pada kelompok t...

Mengapa Ingkung Bebek

Gambar
  Mengapa Ingkung Bebek Oleh : Sutoyo ___________ Purworejo, 2 September 2025—  Sebuah pemandangan sederhana tapi  bersahaja dan tentunya sarat dengan makna tersaji ďalam rangkaian acara panen perdana tembakau di desa Gowong, Kec. Bruno. Dibawah tenda biru, para petani duduk  bersila berjajar melingkar rapih.  Muh Fatah ketua Poktan Rukun Tani menyampaikan kata pembuka kemudian dilanjutkan dengan do'a yang dipandu oleb sesepuh Poktan Ky. Muh Sholeh dan dan diaminkan oleh semua yang hadir. Selesai do'a kini saatnya menyantap hidangan  nasi bersama lauk ingkung bebek .  Bagi orang luar ini mungkin sekadar jamuan syukuran panen tembakau. Namun bagi petani Gowong momen ini adalah pertemuan simbolik dua guru kehidupan yakni  bebek dan tembakau. Dalam tradisi Jawa lazimnya  ingkung  menggunakan ayam kampung. Tetapi disini lain, masyarakat  ternyata memilih bebek dengan suatu alasan. Pilihan ini bukan kebetulan, melainkan berangkat dari...

Drama Tembakau Gowong

Gambar
Drama Tembakau Gowong  Oleh : Sutoyo _____________ Purworejo, 2 September 2025 — Tidak ada yang menyangka panen perdana tembakau di Desa Gowong, Kecamatan Bruno, akan menjadi sebuah kisah yang penuh dengan  drama. Bagaimana tidak, diawali dengan petani anggota Kelompok Tani (Poktan) Rukun Tani  yang sama sekali belum pernah melakukan praktik budidaya tembakau. Namun berkat tekad, kekompakan, dan totalitas pendampingan penyuluh pertanian, akhirnya mereka bisa sampai pada titik yanh bersejarah ini : panen perdana yang penuh dengan rasa syukur. Awal yang Penuh Ujian Ketika bibit tembakau mulai ditanam langsung disambut oleh guyuran hujan yang turun bertubi-tubi. Tentu saja bibit tembakau muda yang baru ditanam banyak yang mati sehingga petani terpaksa harus menyulam hingga tiga sampai empat kali ulangan. “Kami sempat hampir putus asa, tetapi karena semangat bareng-bareng, akhirnya tetap dapat berlanjut,” ujar Muh. Fatah, Ketua Poktan Rukun Tani. Tak kalah serunya adalah...

Menyiapkan Tali dan Gubug: Gowong Sambut Panen Perdana Tembakau

Gambar
  Menyiapkan Tali dan Gubug: Gowong Sambut Panen Perdana Tembakau Oleh : Sutoyo ______________ Gowong, Bruno – 1 September 2025_  Panen perdana tembakau Kelompok Tani (KT) Rukun Tani, Desa Gowong, Kecamatan Bruno, tinggal menghitung jam. Sejak pagi hari, suasana desa yang biasanya tenang mulai berubah. Deru aktivitas petani terdengar di berbagai sudut, dari jalan menuju lahan hingga di gubug sederhana yang didirikan. Peralatan yang digunakan mungkin tampak sederhana tali dari bambu, terpal, hingga anyaman bambu—namun maknanya jauh lebih besar dari sekadar kebutuhan teknis. Dibalik persiapan itu tersimpan semangat gotong royong, kekompakan, dan harapan bersama yang tumbuh seiring dengan suburnya daun tembakau. Bagi warga Desa Gowong panen perdana ini lebih dari sekadar memetik hasil jerih payah. Ia adalah simbol dari perjalanan panjang yang penuh dengan perjuangan. Sejak awal musim tanam, para petani harus berhadapan dengan cuaca yang tak menentu. Namun berkat kerja sama dan k...