Menyiapkan Tali dan Gubug: Gowong Sambut Panen Perdana Tembakau

 


Menyiapkan Tali dan Gubug: Gowong Sambut Panen Perdana Tembakau

Oleh : Sutoyo
______________

Gowong, Bruno – 1 September 2025_ Panen perdana tembakau Kelompok Tani (KT) Rukun Tani, Desa Gowong, Kecamatan Bruno, tinggal menghitung jam. Sejak pagi hari, suasana desa yang biasanya tenang mulai berubah. Deru aktivitas petani terdengar di berbagai sudut, dari jalan menuju lahan hingga di gubug sederhana yang didirikan. Peralatan yang digunakan mungkin tampak sederhana tali dari bambu, terpal, hingga anyaman bambu—namun maknanya jauh lebih besar dari sekadar kebutuhan teknis. Dibalik persiapan itu tersimpan semangat gotong royong, kekompakan, dan harapan bersama yang tumbuh seiring dengan suburnya daun tembakau.

Bagi warga Desa Gowong panen perdana ini lebih dari sekadar memetik hasil jerih payah. Ia adalah simbol dari perjalanan panjang yang penuh dengan perjuangan. Sejak awal musim tanam, para petani harus berhadapan dengan cuaca yang tak menentu. Namun berkat kerja sama dan kekompakan antar anggota kelompok, dukungan dari penyuluh, serta jalinan kemitraan dengan off taker, semua tantangan itu dapat dilalui. Maka wajar bila panen kali ini disebut sebagai momen bersejarah yang dinanti dengan rasa bangga sekaligus bersyukur.

Rencananya panen perdana akan dihadiri oleh sejumlah pihak penting. Hadir mewakili pemerintah provinsi, Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah telah menjadwalkan kunjungan. Dari tingkat kabupaten, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKKP) Purworejo juga memastikan kehadiran. Camat Bruno, Kepala Desa Gowong, serta Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) turut diundang untuk memberikan dukungan moral. Yang tak kalah menarik adalah hadirnya pihak off taker dari Pabrik Rokok Jowo, yang sejak awal sudah menunjukkan minat pada tembakau hasil budidaya petani Gowong. Kehadiran beragam elemen ini bukan sekadar formalitas, melainkan sinyal kuat bahwa tembakau Gowong mulai mendapatkan perhatian, baik dari pemerintah maupun dunia usaha.

Disela persiapan ini salah satu pengurus KT Rukun Tani, Rizal, menyampaikan pandangannya dengan penuh optimisme. “Panen perdana ini bukan hanya soal memetik hasil, tetapi juga awal dari perjalanan panjang. Kami berharap kepercayaan yang terjalin antara petani dan off taker dapat terus terjaga, sehingga kerja sama ini berkelanjutan dan saling menguntungkan,” ungkapnya. Bagi Rizal dan rekan-rekannya, kehadiran off taker bukan hanya tentang harga jual, melainkan juga tentang kepastian pasar yang menjadi faktor krusial bagi keberlanjutan usaha tani.

Komitmen kemitraan antara kelompok tani dengan pihak off taker memang kembali ditekankan dalam setiap tahap persiapan. Bukan hal mudah membangun rasa saling percaya, apalagi disektor pertanian yang kerap diwarnai dengan naik-turunnya harga pasar. Namun kelompok tani Rukun Tani mencoba melangkah dengan sikap terbuka. Mereka tidak hanya berorientasi pada panen perdana, melainkan ingin membangun pola kerja sama yang berkesinambungan. Harapannya tembakau dari Desa Gowong dapat memiliki nilai tambah yang diakui pasar, sekaligus memberi kepastian kesejahteraan bagi para petani.

Lebih jauh lagi panen kali ini juga menghadirkan dimensi sosial yang tidak kalah penting. Persiapan yang dilakukan secara gotong royong menjadi ruang untuk memperkuat solidaritas warga. Dari anak muda hingga para sesepuh desa semua ikut terlibat. Ada yang menyiapkan konsumsi, ada yang membantu menata gubug, ada pula yang mengurus perlengkapan teknis. Nuansa kebersamaan ini menghadirkan rasa memiliki yang kuat. Panen perdana bukan hanya milik kelompok tani, tetapi juga milik seluruh masyarakat Desa Gowong.

Esok pagi, Selasa, 2 September 2025, Desa Gowong akan menjadi saksi lahirnya momentum berharga itu. Lebih dari sekadar seremoni, panen perdana ini diharapkan dapat menjadi pintu masuk bagi perjalanan panjang tembakau Gowong dimasa depan. Dari tali yang diikat di gubug sederhana, hingga jalinan kemitraan dengan berbagai pihak, semuanya merepresentasikan rajutan asa yang dibangun bersama.

Panen perdana ini sekaligus diharapkan menjadi titik tolak penting bagi agenda pertanian di Bruno. Selama ini wilayah Bruno dikenal dengan komoditas hortikultura dan perkebunan, namun tembakau mulai menunjukkan potensi baru yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Bila dikelola dengan baik bukan mustahil tembakau Gowong akan menjadi salah satu ikon baru hasil pertanian Purworejo, bahkan Jawa Tengah.

Pada akhirnya panen perdana ini bukan hanya tentang hasil daun yang dipetik, melainkan tentang bagaimana sebuah desa berusaha berdiri tegak dengan kemandirian ekonominya. Gowong sedang menulis bab baru dalam sejarah pertaniannya. Dari hamparan hijau yang kini siap dipanen, tersimpan pesan sederhana: bahwa kerja keras, gotong royong, dan komitmen adalah kunci utama untuk menjemput masa depan yang lebih sejahtera.

Besok pagi Desa Gowong tidak hanya akan menyambut tamu-tamu penting. Ia akan menyambut harapan yang tumbuh dari akar desa, dari tangan-tangan petani yang tak pernah lelah merawat tembakau, hingga akhirnya tiba saat untuk memetik hasilnya.

______________

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Magnet Kerinduan di Watuduwur: Sebuah Pertemuan Tak Terduga dengan Pak Dhani Harun

Ibu Ketua TP PKK Jateng borong produk KWT se Kecamatan Bruno

Keresahan yang Mencair di Aula B dan C: Petani Tembakau Akhirnya Bisa Tersenyum