Veni, Vidi, Vici ala Poktan Rukun Tani
Veni, Vidi, Vici ala Poktan Rukun Tani
Dari Reorganisasi, Tanam dan Panen Sukses, Hingga
Menapak Jejaring Usaha
Oleh : Sutoyo
__________________
Bruno, 10 September 2025__“Veni, vidi, vici”—aku datang, aku
melihat, aku menang. Demikian kira-kira sebuah ungkapan singkat dari Julius
Caesar seorang Jenderal dan konsul Romawi setelah kemenangan cepatnya dimedan
pertempuran. Dan rasanya kata-kata itu layak dan tidak berlebihan untuk disematkan kapada jajaran pengurus Poktan
Rukun Tani desa Gowong, Kecamatan Bruno.
Bagaimana tidak, Poktan Rukun Tani dalam
waktu yang relatif singkat telah membuktikan bahwa dengan modal semangat yang membara,
komitmen yang kuat, soliditas anggota yang tinggi, dan pendampingan PPL yang
intensif, kemenangan demi kemenangan bisa diraih dengan cepat, terarah, dan
membanggakan.
Belum genap satu tahun tepatnya pada
akhir tahun lalu Poktan Rukun Tani melakukan langkah reorganisasi. Tidak seperti
lazimnya reorganisasi pada kelompok tani yang kerap kali hanya menjadi bagian
kegiatan rutinitas administratif. Namun kali ini benar-benar berbeda, mereka
menjalaninya dengan kesadaran baru, layaknya bangsa Jepang saat memasuki era
Restorasi Meiji bagaimana mengubah cara pandang, memperkuat tata kelola, dan
membuka diri terhadap inovasi tanpa meninggalkan akar tradisi dan budaya nenek
moyangnya.
Poktan Rukun Tani menyadari bahwa
tantangan pertanian hari ini tidak lagi sama dengan masa lalu. Petani tidak
cukup puas dengan hanya berbekal kemampuan menanam dan panen saja. Tetapi mereka
harus mempunyai manajemen organisasi yang rapi, membangun jejaring kemitraan
yang luas, dan kemampuan untuk membaca arah kebijakan. Dari sinilah
reorganisasi menjadi semacam “reset sistem” untuk menyiapkan fondasi yang baru.
Hasil dari semangat baru itu benar-benar
dapat langsung terlihat dengan jelas. Terbukti pada MT2 tahun ini Poktan Rukun
Tani mendapatkan kepercayaan melaksanakan program Good Agricultural
Practices (GAP) Tembakau dengan sukses. Program ini bukan hanya sekadar
bantuan teknis dan modal kerja melainkan sebuah lompatan kualitas. GAP
mengajarkan petani untuk menanam tembakau dengan standar mutu internasional dimulai
dari pemilihan bibit, penggunaan pupuk ramah lingkungan, manajemen lahan,
hingga tata cara panen dan pascapanen.
Pendampingan yang intensif dari PPL
membuat para petani anggota Poktan Rukun Tani cepat beradaptasi. Mereka tidak
lagi sekadar menanam seperti biasa, tetapi mulai menanam dengan perhitungan yang
matang, mitigasi ganguan dan hambatan akibat anomali iklim, pencatatan yang
jelas, dan orientasi pasar yang kuat. Hasilnya nyata dan dapat dirasakan oleh
semua anggota Poktan. Hal ini terbukti sedari awal ketika olah lahan, penyemaian
benih, penanaman dan perawatan hingga saatnya musim panen tembakau dapat berjalan
dengan sukses. Daun tembakau yang dihasilkan memenuhi standar kualitas, dan
lebih dari itu langsung dibeli oleh pabrik rokok tanpa perantara. Bagi petani yang
baru pertama kalinya menanam tembakau ini jelas merupakan pencapaian yang luar
biasa dan menjadi momentum besar yang tak akan pernah terlupakan. Tidak ada
yang lebih melegakan selain hasil panen yang mendapatkan apresiasi dari Dinas
terkait, APTI dan terserap pasar dengan harga yang layak.
Transaksi langsung dengan pabrik
tidak hanya memberikan keuntungan finansial, tetapi juga membuka peluang untuk kemitraan
jangka panjang. Kedepan petani Rukun Tani tidak lagi harus ragu apakah panennya
akan laku atau tidak. Ada jaminan pasar, ada kepastian usaha, dan ada rasa
bangga yang tumbuh karena kerja keras mereka telah dihargai.
Semua keberhasilan ini tentu saja
tidak lepas dari soliditas seluruh anggota kelompok. Rukun Tani benar-benar
menunjukkan arti “rukun” dalam nama mereka. Gotong royong, saling mendukung,
dan keterbukaan antar dnggota membuat program dapat berjalan dengan mulus.
Selain itu peran pendampingan dari PPL
yang intensif juga menjadi faktor penentu. PPL tidak hanya sekadar hadir
memberi laporan, melainkan turun langsung mendampingi mulai dari memfasilitasi
pelatihan, memberi motivasi, hingga membantu membuka akses program. Kolaborasi yang
harmonis antara petani dengan PPL ibarat dua buah roda yang membuat kendaraan
pertanian ini melaju lebih cepat.
Spirit baru Poktan Rukun Tani tidak
hanya berhenti di sawah saja. Fathkul Rizal salah satu personel pengurusnya
kini diberikan kesempatan untuk maju dalam ajang kompetisi Petani Milenial. Tentunya
ini menandakan bahwa petani muda di desa sudah siap untuk tampil, bukan hanya
menggarap lahan, tetapi juga membawa inovasi, kreativitas, dan gagasan segar ke
panggung terbuka.
Kehadiran petani milenial menjadi warna
baru dan harapan baru. Mereka mampu menjembatani teknologi dengan kearifan
tradisi, memadukan keterampilan digital dengan kearifan lokal. Tidak berlebihan
jika keberhasilan Poktan Rukun Tani di level kelompok kini mulai memunculkan
bibit pemimpin muda yang bisa menginspirasi petani di daerah lain.
Pencapaian yang terbaru dari Poktan Rukun
Tani adalah penjajagan kemitraan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG)
dengan menjadi pemasok aneka tanaman pangan, sayuran dan ternak kecil. Program
ini membuka peluang besar sebab hasil
panen petani dapat disalurkan langsung untuk memenuhi kebutuhan pangan bergizi
masyarakat, khususnya anak-anak sekolah.
Bayangkan dari ladang tembakau dan
komoditas lain, kini petani bisa menjadi bagian dari upaya besar meningkatkan
kualitas gizi bangsa. Rukun Tani tidak hanya bicara tentang keuntungan, tetapi
juga dapat memberikan kontribusi sosial kemasyarakatan. Ini adalah bentuk nyata
bahwa pertanian bisa hadir sebagai solusi untuk banyak persoalan bangsa. Jika
Julius Caesar berkata, “Aku datang, aku melihat, aku menang,” maka versi
petani mungkin lebih sederhana: “Aku tanam, aku rawat, aku panen.” Namun dibalik
kesederhanaan itu, tersimpan cerita tentang kerja keras, manajemen yang rapi,
dan visi yang jauh ke depan.
Poktan Rukun Tani hari ini adalah
contoh bagaimana kelompok tani bisa bertransformasi menjadi komunitas modern
mulai disiplin secara organisasi, kuat secara kolektif, percaya diri secara
individu, dan terbuka secara visi. Mereka bukan lagi sekadar “kelompok tani
penerima program,” melainkan pelaku utama yang menjemput peluang, membangun
kemitraan, dan menatap masa depan dengan optimisme.
Mereka telah menunjukkan bahwa
reorganisasi bukan sekadar ganti pengurus, tetapi menjadi momen titik balik
menuju perubahan yang besar. Bahwa GAP bukan sekadar sertifikat, tetapi peta jalan
menuju kualitas dan kepercayaan pasar. Bahwa panen bukan sekadar hasil, tetapi
simbol kemenangan kolektif. Dan bahwa visi ke depan dari kompetisi petani
milenial hingga program MBG adalah bukti bahwa pertanian bisa menjadi jalan
mulia untuk membangun bangsa.
Poktan Rukun Tani desa Gowong
Kecamatan Bruno telah menemukan versinya sendiri dari Veni, vidi, vici.
Mereka datang dengan komitmen, melihat peluang dengan jernih, dan menang
bersama-sama.
___________________

Komentar
Posting Komentar