Pangan sebagai Jembatan Kemanusiaan
Pangan sebagai Jembatan Kemanusiaan
Oleh : Sutoyo
___________
*Bruno, 11 November 2025__* Musim hujan yang datang lebih awal dari perkiraan ternyata membawa konsekuensi yang tidak ringan bagi sejumlah wilayah di Kabupaten Purworejo. Di Desa Gowong, Kecamatan Bruno, intensitas hujan yang tinggi selama beberapa pekan terakhir telah memicu tanah longsor dan pergerakan tanah di beberapa titik pemukiman warga.
Berdasarkan hasil verifikasi lapangan oleh Tim Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Purworejo yang diwakili oleh Untung Widodo, Dewa, dan Galih memastikan terdapat empat titik bencana yang terdiri dari tiga lokasi tanah longsor dan satu lokasi tanah bergerak. Keseluruhan titik kejadian berada di area pemukiman, bukan pada lahan pertanian.
Kegiatan verifikasi dilakukan bersama dengan Pemerintah Desa Gowong yang dipandu langsung oleh Kepala Dusun Nuraminudin menuju ke empat pedukuhan terdampak yaitu Siblabak, Sidami, Sigebang, dan Kajoran.
Dari hasil observasi di lapangan diketahui bahwa kondisi tanah memang labil disekitar lereng dan tebing pemukiman sehingga menyebabkan sebagian rumah warga mengalami keretakan serta tertimbun oleh material longsor. Namun warga setempat segera merespons cepat dengan melakukan pembersihan dan penanganan darurat.
Pada salah satu lokasi dukuh Sigebang masyarakat dengan dipimpin langsung oleh Kepala Desa Pak Latoid melakukan gotong royong menyingkirkan tanah yang sempat menimbun dinding empat buah rumah. Semangat kebersamaan itu menjadi bukti bahwa masyarakat masih memegang teguh nilai-nilai gotong royong dan guyub rukun ditengah situasi yang sulit.
Dalam konteks inilah pangan hadir dan berperan sebagai jembatan kemanusiaan ketika akses jalan terganggu dan aktivitas warga menjadi terbatas. Oleh kare itu maka bantuan pangan menjadi simbol solidaritas dan kehadiran negara di tengah-tengah masyarakat.
Kehadiran Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) bukan hanya bentuk tanggung jawab administratif, tetapi juga wujud kepedulian sosial yang menguatkan kembali daya tahan warga yang terdampak bencana.
Tim DKPP menegaskan bahwa penyaluran bantuan CPP akan dilakukan secara tepat sasaran berdasarkan hasil verifikasi lapangan yang telah dikonfirmasi oleh perangkat desa dan masyarakat setempat. Proses ini tidak semata untuk mendata korban melainkan juga memastikan bahwa hak pangan warga harus terpenuhi pada saat mereka kehilangan kemampuan produksi dan akses terhadap bahan makanan.
Ketahanan pangan sejati tidak hanya diukur dari ketersediaan beras di gudang, melainkan juga dari kemampuan masyarakat untuk saling menolong, berbagi, dan menjaga kehidupan bersama.
Dalam peristiwa bencana seperti di Desa Gowong ini solidaritas sosial menjadi energi utama yang menjaga keberlangsungan hidup. Dapur umum yang bergilir, bantuan bahan pokok dari warga sekitar, hingga koordinasi cepat antar perangkat desa menjadi bentuk nyata bahwa pangan benar-benar menjadi jembatan antar hati manusia.
Dengan adanya kejadian ini Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo kembali menegaskan pentingnya sinergi lintas sektoral dalam memperkuat sistem cadangan pangan daerah serta membangun mekanisme tanggap pangan di wilayah rawan bencana.
Diperlukan kesiapsiagaan berkelanjutan agar setiap kejadian bencana tidak meninggalkan dampak sosial yang berkepanjangan.
Karena pada akhirnya pangan bukan sekedar kebutuhan dasar, melainkan wujud kasih dan kepedulian antar sesama.
Di Desa Gowong, nilai-nilai itu tetap hidup dan tumbuh melalui tangan-tangan warga yang bergotong royong sebagaimana disaksikan langsung saat mereka bekerja bersama-sama menyingkirkan tanah longsor yang menimbun di bagian depan rumah warga . Dari sanalah terlihat bahwa ketahanan sejati lahir dari rasa kemanusiaan yang tak tergoyahkan.
____________

Komentar
Posting Komentar