Keresahan yang Mencair di Aula B dan C: Petani Tembakau Akhirnya Bisa Tersenyum



Keresahan yang Mencair di Aula B dan C: Petani Tembakau Akhirnya Bisa Tersenyum

Foto Rapat Koordinasi Petani Tembakau - DKPP Purworejo
Para peserta rapat koordinasi di Aula B dan C DKPP Purworejo, 23 Juli 2025. Suasana penuh semangat dan kelegaan setelah dialog terbuka antara petani, pemerintah, asosiasi, pelaku usaha, dan wakil rakyat.

____________________

Purworejo Rabu, 23 Juli 2025– Aula B dan C Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Purworejo menjadi saksi mencairnya keresahan para petani tembakau. Rapat koordinasi bertajuk “Antisipasi Penurunan Serapan Tembakau dan Penerapan Pembudidayaan Tembakau yang Baik 2025” ini mempertemukan empat Kelompok Tani dari Bagelen dan Bruno dengan berbagai pihak strategis—mulai dari asosiasi tembakau, pelaku industri, pemerintah daerah, hingga wakil rakyat dari Provinsi Jawa Tengah.

Pada awalnya suasana diliputi oleh rasa kecemasan. Isu yang beredar luas bahwa PT. Gudang Garam tidak akan menyerap tembakau tahun ini memunculkan kekhawatiran bahwa harga tembakau akan anjlok. Tentu saja hal ini semakin dirasakan berat oleh para petani pemula yang baru pertama kali menanam tembakau dalam program GAP tahun ini.

Namun titik terang mulai tampak saat Pak Mulyono, Ketua Asosiasi Tembakau Purworejo memaparkan data lapangan. Ia menjelaskan bahwa justru terjadi penurunan luas tanam secara drastis, hanya sekitar 25–30% dibandingkan musim sebelumnya. Penyebab utamanya adalah cuaca yang tidak menentu diawal musim dimana curah hujan masih tinggi meskipun telah memasuki musim kemarau. BMKG menyebut fenomena ini sebagai “kemarau basah.”

“Ini adalah ujian sekaligus seleksi alam. Yang tetap istiqomah menanam di tengah ketidakpastian seperti ini adalah petani petarung,” tegas Pak Mulyono.

Suratman selaku pelaku industri rokok lokal yang turut hadir sebagai narasumber membenarkan bahwa stok tembakau tahun ini kemungkinan akan terbatas. "Kalau pasokannya sedikit dan kualitasnya tetap baik maka peluang harga bagus justru akan naik. Ini menjadi hikmah tersendiri bagi petani yang tetap bertahan," ujarnya.

Sementara itu dari jajaran pemerintah hadir Kabid Sarlintan Fitri  Kurniawati, S.TP., M.M dari DKPP Kabupaten Purworejo dan Tri Hariadi, S.P. dari Distanbun Provinsi Jawa Tengah. Keduanya menyatakan komitmen pemerintah dalam mendorong tembakau sebagai komoditas strategis dengan nilai ekonomi tinggi. Program fasilitasi mulai dari benih, pelatihan GAP, hingga promosi hasil panen akan terus diperkuat.

Yang menarik dukungan tidak hanya datang dari ruang aula. Dua anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, yakni M.H Zainidin (Komisi C) dan Muhamin (Komisi B), ikut bergabung melalui sambungan Zoom Meeting. Meskipun hadir secara daring, suara mereka terdengar penuh semangat.

Pak Zainidin menekankan pentingnya pendampingan jangka panjang bagi petani tembakau yang baru beralih ke komoditas ini. Sementara Pak Muhamin memberi pesan menyejukkan, “Jangan pernah berhenti berharap—terutama kepada Yang Maha Kuasa. Dalam dunia pertanian, bukan yang paling kuat yang selalu menang, tapi yang bertahan dan tak menyerah, itulah yang akan panen.”

Pertemuan hari ini bukan sekadar koordinasi teknis, melainkan ruang menyambung harapan dan meredakan kegelisahan. Dari suasana yang semula penuh tanda tanya, para petani kini pulang dengan semangat baru dan wajah lebih tenang.

Dan senyum mereka yang terekam bersama bukan sekadar dokumentasi—melainkan penanda bahwa komunikasi yang baik, kolaborasi yang nyata, dan keberpihakan yang tulus masih menjadi jalan keluar terbaik dalam menghadapi krisis pertanian.

____________________

# Sutoyo : Penyuluh Pertanian, Pegiat Literasi dan Pemerhati Pemberdayaan Petani

# CybersquadX BPP Bruno

# Bruno Gaspooll on Fire

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Magnet Kerinduan di Watuduwur: Sebuah Pertemuan Tak Terduga dengan Pak Dhani Harun

Ibu Ketua TP PKK Jateng borong produk KWT se Kecamatan Bruno