Tata Boga sebagai Gerbang Off Farm: Jalan Mandiri Masyarakat Desa Gowong
Tata Boga sebagai Gerbang Off Farm: Jalan Mandiri Masyarakat Desa Gowong
Oleh : Sutoyo
__________
Bruno, Purworejo, 8 Oktober 2025__ Desa Gowong kembali menunjukkan semangat kemandirian dan inovasi. Sebanyak dua puluh lebih ibu-ibu muda, remaja putri, dan pemuda desa mengikuti Pelatihan Tenaga Kerja Mandiri yang difasilitasi oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah. Acara pembukaan digelar di Balai Desa Gowong pada Rabu, 8 Oktober 2025, dan dijadwalkan berlangsung selama tiga hari hingga Jumat, 10 Oktober 2025.
Hadir dalam kegiatan ini Kepala Desa Gowong yang diwakili oleh Sekretaris Desa, perwakilan Disnakertrans Kabupaten Purworejo, serta Penyuluh Pemberdayaan Lapangan (PPL) WIBI Gowong yang selama ini aktif mendampingi berbagai program pengembangan ekonomi masyarakat desa.
Menariknya dari berbagai bidang pelatihan yang ditawarkan oleh Disnakertrans — seperti digital marketing, perbengkelan, hingga kerajinan tangan — mayoritas peserta secara sadar memilih bidang pengolahan pangan atau tata boga.
Pilihan ini bukan tanpa alasan. Bidang tata boga menjadi jembatan penting antara sektor pertanian _(on farm)_ dan sektor hilir (off farm). Hasil pertanian yang melimpah di Desa Gowong, seperti singkong, pisang, cabai, dan sayur-mayur, berpotensi diolah menjadi produk bernilai tambah. Dari bahan mentah menjadi olahan siap jual inilah hakikat dari kegiatan off farm yang sesungguhnya.
Menurut Kementerian Pertanian (2019) dalam Pedoman Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP), kegiatan off farm mencakup pengolahan hasil pertanian, pemasaran, dan jasa penunjang pertanian. Senada dengan itu laporan FAO (2022) menegaskan bahwa pengembangan sektor off farm berperan penting dalam menyerap tenaga kerja nonlahan dan mengurangi ketimpangan pendapatan di pedesaan.
Sayangnya dari berbagai studi (misalnya oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2020) menunjukkan bahwa sektor off farm di Indonesia masih kurang mendapatkan porsi kebijakan dan anggaran, padahal potensinya besar untuk memperkuat ekonomi desa tanpa harus menambah luas lahan.
Melalui pelatihan ini diharapkan para peserta tidak hanya belajar teknik memasak atau mengolah makanan, tetapi juga mengenal prinsip dasar kewirausahaan, pengemasan produk, serta peluang pemasaran modern yang memanfaatkan media digital. Pendampingan dari PPL dan Disnakertrans menjadi modal penting agar peserta tidak berhenti sampai di pelatihan, tetapi benar-benar mampu menciptakan lapangan kerja mandiri di desa ditengah-tengah sulitnya lapangan kerja.
Kegiatan ini juga menjadi bukti bahwa pengembangan ekonomi pedesaan tidak melulu soal lahan dan pertanian, tetapi juga tentang kemampuan mengolah dan mengembangkan hasil pertanian secara kreatif. Desa Gowong tengah menapaki jalan baru dari penghasil bahan mentah menjadi pusat olahan pangan lokal yang potensial.
Dalam sambutannya, Sekretaris Desa Gowong menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah memfasilitasi kegiatan ini. Ia berharap agar pelatihan ini menjadi pemicu tumbuhnya wirausaha muda di desa, terutama dibidang kuliner lokal.
Sementara perwakilan dari Disnakertrans Provinsi Jawa Tengah menegaskan bahwa program Tenaga Kerja Mandiri bertujuan menumbuhkan jiwa kewirausahaan berbasis potensi lokal, agar masyarakat tidak hanya mencari pekerjaan, tetapi mampu menciptakan.
Pelatihan tata boga di Desa Gowong bukan hanya soal meningkatkan keterampilan, melainkan membangun kesadaran ekonomi baru. Bahwa hasil pertanian desa bukan hanya untuk dijual mentah, tetapi bisa diolah menjadi produk bernilai tinggi.
Inilah esensi dari kegiatan off farm — menciptakan nilai tambah diluar lahan, namun tetap berpijak pada kekuatan pertanian desa. Dengan semangat gotong royong, dukungan pemerintah, dan antusiasme warga, Desa Gowong selangkah lebih maju menuju desa mandiri dan berdaya saing melalui jalur off farm.
_________

Komentar
Posting Komentar