KWT Barokah Bangun dari Tidur Panjang



KWT Barokah Bangun dari Tidur Panjang

Oleh : Sutoyo

___________

Plipiran, Bruno, 2 Oktober 2025 – Setelah sekian lama vakum, Kelompok Wanita Tani (KWT) Barokah akhirnya bangun dari “tidur panjang”-nya. Hari ini Kamis (2/10), ibu-ibu anggota KWT sepakat untuk kembali menghidupkan pertemuan rutin setiap tanggal 2 diawal bulan.

Suasana pertemuan kali ini benar-benar berbeda, ada energi baru yang terasa. Semangat untuk memulai kembali bukan hanya sekadar bertemu, tetapi juga menyusun langkah besar menjadikan pekarangan rumah sebagai lumbung sayur keluarga sekaligus sentra produksi sayur-mayur.

KWT Barokah memang pernah aktif dimasa lalu dengan berbagai kegiatan, mulai dari menanam sayur, membuat olahan pangan, hingga ikut pameran. Namun, perjalanan itu sempat terhenti. Kesibukan anggota dan minimnya koordinasi membuat aktivitas kelompok seakan tertidur pulas.

Hari ini menjadi titik balik. Pertemuan perdana setelah vakum dianggap sebagai “alarm kebangkitan”. Anggota bersepakat untuk memulai dari dasar seperti memperkuat keterampilan, menata administrasi, dan menyusun rencana kerja nyata.

Bekal Keterampilan Dulu, Baru Produksi

Fokus awal KWT bukan langsung mengejar hasil besar, melainkan membekali anggota dengan keterampilan budidaya sayuran. Materi yang akan dipelajari mencakup penyemaian, perawatan, pemupukan, hingga strategi panen berkelanjutan.

“Kalau keterampilan kita kuat, hasilnya juga lebih terjamin. Kita tidak ingin asal menanam, tapi benar-benar menghasilkan,” tutur Eka R selaku ketua.

Selain bicara soal tanaman, pertemuan kali ini juga menyinggung soal pentingnya administrasi. KWT Barokah tidak ingin mengulang masa lalu dimana kegiatan ada, tetapi pencatatannya lemah.

Beberapa perangkat administrasi yang perlu disiapkan antara lain:

  1. Buku daftar hadir untuk mencatat kehadiran anggota.
  2. Buku notulen sebagai catatan resmi hasil pertemuan.
  3. Buku tamu untuk mendata pihak luar yang berkunjung.
  4. Buku kas untuk mencatat keuangan masuk dan keluar.
  5. Buku rencana kerja sebagai panduan program.
  6. Buku aset dan inventaris untuk barang-barang kelompok
  7. Buku tabungan kelompok untuk menampung iuran atau hasil usaha.

Dengan administrasi yang tertata rapih, organisasi akan lebih dipercaya dan peluang mendapatkan dukungan dari pihak luar tentunya  juga akan makin terbuka  lebar.

Strategi Inti–Plasma

Langkah berikutnya, KWT berencana melibatkan masyarakat yang lebih luas. Konsep inti-plasma akan dijalankan yaitu :

KWT Barokah sebagai inti, pusat pembelajaran dan penggerak utama. Sedangkan Ibu-ibu di luar KWT sebagai plasma, yang akan didampingi menanam di pekarangan mereka masing-masing.

Harapannya hasil panen bisa keluar setiap 1–2 hari sekali, sehingga pasokan sayuran untuk pasar lebih kontinyu dan stabil.

Jadwal Tanam Jadi Target Berikutnya 

Pertemuan bulan depan sudah dipatok untuk menghasilkan jadwal tanam dalam bentuk matriks. Dengan perencanaan yang matang, panen tidak akan menumpuk disatu waktu, melainkan berkesinambungan. Ini penting agar kebutuhan pasar bisa dipenuhi setiap hari.

Bagi anggota, kebangkitan KWT Barokah ini membawa rasa lega sekaligus bangga.

“Rasanya senang bisa kumpul lagi. Kalau ada kegiatan seperti ini, kita tidak hanya belajar, tetapi juga bisa menambah semangat dan saling mendukung. Apalagi kalau nanti bisa menambah penghasilan,” ujar Halimah salah seorang anggota.

Kebangkitan KWT Barokah bukan hanya soal sayuran. Ada nilai-nilai yang lebih luas yakni :

  • Kemandirian pangan keluarga, setiap rumah bisa menanam sayurnya sendiri.
  • Peningkatan ekonomi rumah tangga, hasil pekarangan bisa dijual.
  • Kebersamaan sosial, pertemuan rutin jadi ruang belajar sekaligus silaturahmi
  • Kemandirian organisasi, administrasi yang rapi jadi pondasi untuk berkembang.

Bangun dari tidur panjang bukanlah akhir cerita, melainkan awal bab baru. Dengan semangat yang kembali, KWT Barokah siap menata diri, memperkuat fondasi, dan melangkah maju menuju cita-cita besar sebuah desa pekarangan dengan pekarangan hijau yang produktif dan sejahtera.

__________

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Magnet Kerinduan di Watuduwur: Sebuah Pertemuan Tak Terduga dengan Pak Dhani Harun

Ibu Ketua TP PKK Jateng borong produk KWT se Kecamatan Bruno

Keresahan yang Mencair di Aula B dan C: Petani Tembakau Akhirnya Bisa Tersenyum