Ubah Aroma, Putus Siklus Hama
Ubah Aroma, Putus Siklus Hama
(Ngobrol Santai Ala Abuwaras)
____________________
“Bos, pernah nggak sih lihat capung terbang rendah pas mau hujan?”
Itu bukan sulap, tapi itu cara serangga membaca tanda-tanda alam. Semua serangga dewasa punya misi sama: nyari tempat yang aman buat nitip telur (calon anak). Tempatnya haruslah nyaman, nggak bau aneh-aneh, dan pastinya aman dari bahaya. Kalau ada yang ganjil—apalagi aromanya asing—si induk langsung cabut cari tempat lain, lagian ngapain ambil resiko.
Nah, logikanya gampang: kalau serangga induk nggak mau mampir, maka nggak ada telur yang ditaruh. Kalau nggak ada telurnya, ya kan nggak bakal ada ulat, wereng, atau penggerek batang yang lahir. Jadi kita nggak usah capek-capaek bunuh hama, cukup bikin mereka nggak betah sejak awal. Semesta telah mengajari kemudahan, kenapa malah milih yang susah-suah.
Masalahnya, banyak petani kita dari dulu sudah dikasih “doktrin” kalau ngusir hama itu ya harus semprot pestisida kimia. Padahal ada cara lain jauh lebih murah, sehat, dan gampang. Rahasianya? Ubah aroma tanaman pakai POC (Pupuk Organik Cair) buatan sendiri.
Bahannya? berlimpah ruah, tinggal pakai yang ada dilingkungan rumah:
-
Limbah dapur kayak kulit buah dan sayur
-
Air cucian beras (leri/lerekan)
-
Kotoran ternak yang difermentasi
-
Daun beraroma kuat: serai, kenikir, pepaya, mimba
Campur, fermentasi 12–15 hari pakai EM4 atau ragi, jadi deh cairan super—bikin tanaman sehat sekaligus bikin serangga bingung. Bau fermentasinya itu lho, bagi kita mungkin wangi “alamiah”, tapi buat hama… itu bau alarm!
Kelebihan POC bukan cuma soal bau. Penelitian dari Balai Penelitian Tanaman Padi dan kampus-kampus pertanian ternama udah nunjukin POC bisa:
-
Kasih nutrisi langsung ke daun → tanaman makin sehat dan tahan banting
-
Perbaiki mikroba baik di daun → nyulit mikroba jahat buat berkembang
-
Ganggu GPS-nya serangga → mereka kesasar cari inang
Bandingin sama pestisida kimia:
-
POC nggak bunuh musuh alami kayak laba-laba atau kepik predator
-
Nggak nyisain racun di tanah dan air
-
Nggak bikin hama kebal
-
Murah meriah, bikin sendiri pun bisa
Praktiknya simpel aja : semprot 1–2 kali seminggu, pas fase vegetatif, pagi atau sore biar nggak cepat menguap. Pakai nozzle halus supaya cairan nyampe ke bagian bawah daun—tempat favorit hama buat bertelur. Kalau mau, campur sama ekstrak daun pepaya, bawang putih, atau kenikir, efeknya makin “anti-hama alami”.
Banyak petani di Sumatera Barat udah nyoba. Mereka campur POC urin sapi sama pestisida nabati kenikir. Hasilnya? Serangan hama turun jauh, tanaman makin subur, dan yang paling penting—nggak lagi boros beli racun kimia.
Intinya begini, Bos: Kalau serangga nggak betah, mereka nggak akan menetap. Kalau nggak menetap, nggak ada generasi baru yang lahir untuk bikin kita pusing.
Pertanian tetap sehat, hasil tetap mantap, dan kita nggak jadi budak racun.
Ingat, hama itu bagian tak terpisahkan dari ekosistem. Kita nggak harus musnahin semua, cukup bikin mereka “ngontrak” di tempat lain. Dengan ubah aroma tanaman, kita putus siklus hidup mereka sebelum sempat mulai.

Komentar
Posting Komentar