Miwil Tembakau Jadi Praktis: Inovasi Selang Infus ala Petani Gowong
Miwil Tembakau Jadi Praktis: Inovasi Selang Infus ala Petani Gowong
Oleh : Sutoyo
________________
Desa Gowong, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo, kreativitas petani seolah tak pernah berhenti mengalir. Ditengah rutinitas merawat tembakau, muncul sebuah terobosan sederhana namun cerdas: alat miwil tetes menggunakan selang infus. Alat ini mungkin terdengar sepele hanya memadukan botol Aqua bekas dengan selang infus, tetapi hasilnya luar biasa. Pekerjaan miwil tembakau yang biasanya membutuhkan waktu, tenaga, dan kesabaran kini bisa dilakukan jauh lebih cepat, hemat, dan praktis.
Apa itu Miwil Tembakau?
Bagi petani tembakau kegiatan miwil adalah pekerjaan wajib. Miwil berarti membersihkan atau mencabut tunas-tunas samping (suckers) yang tumbuh di ketiak daun. Kalau tunas ini dibiarkan, maka energi tanaman akan terbagi, dan kualitas daun utama—yang seharusnya dipelihara untuk panen—akan menurun.
Secara tradisional miwil dilakukan dengan cara manual: tunas dipatahkan dengan tangan, atau jika menggunakan larutan penghambat tunas, maka larutan diteteskan ke tiap tunas memakai botol kecil. Masalahnya metode manual ini punya banyak kelemahan. Kalau pakai botol kecil larutan sering tumpah, dosis tidak presisi, dan membuat pekerjaan jadi lambat. Disinilah ide kreativitas petani Desa Gowong hadir dengan solusi baru.
Lahirnya Ide dari Sawah
Inovasi ini bermula dari obrolan ringan anggota Poktan Rukun Tani. Mereka merasakan bahwa kegiatan miwil dengan botol kecil terlalu ribet: botol sering kali terjatuh, larutan tumpah, dan tangan cepat lelah karena harus bolak-balik menuang. Dari keresahan itulah kemudian muncul ide: "Bagaimana kalau larutan disimpan dalam botol besar saja, lalu disalurkan dengan selang infus seperti orang sakit di rumah sakit?". Volume tetesan jelas lebih terukur ,
Ide itu kemudian benar-benar diwujudkan. Botol Aqua bekas kurang lebih setengah literan dimodifikasi: tutupnya dilubangi dan dipasang selang infus standar yang mudah didapatkan di apotek. Botol digendong di punggung dengan tali, layaknya tas kecil. Selang infus diarahkan ke tangan, dengan ujungnya siap meneteskan larutan langsung ke tunas tembakau. Hasilnya? Sederhana tapi jenius.
Cara Kerja Alat Miwil Tetes Infus
Alat ini bekerja dengan prinsip gravitasi. Larutan dalam botol mengalir melalui selang infus dengan kecepatan yang bisa diatur lewat klem pengatur tetesan. Petani tinggal menekan atau membuka klem untuk mengatur seberapa banyak larutan yang keluar.
Teknis penggunaannya pun mudah:
-
Botol Aqua berisi larutan (misalnya fatty alcohol atau NAA sesuai rekomendasi teknis) digendong di punggung.
-
Selang infus diarahkan ke tunas samping.
-
Petani tinggal meneteskan 1–2 tetes larutan ke setiap tunas.
-
Sambil berjalan di antara barisan tanaman, pekerjaan bisa dilakukan dengan cepat tanpa khawatir larutan tumpah.
Seorang petani bahkan bercanda, “Rasane kaya wong lagi dirawat nang rumah sakit, tapi sing dirawat iki dudu awak dewe, ning godhong tembakau!” Candaan itu menggambarkan betapa alat sederhana ini tidak hanya efektif, tapi juga membuat pekerjaan jauh lebih ringan.
Keunggulan Inovasi Selang Infus
Ada beberapa keunggulan nyata dari inovasi ini:
-
Lebih Hemat
Larutan tidak terbuang sia-sia karena setiap tetes presisi. Kalau biasanya ada risiko larutan tumpah saat menuang dengan botol kecil, dengan selang infus hal itu hampir tidak terjadi. -
Lebih Cepat
Petani bisa berjalan sambil meneteskan larutan. Dengan begitu, satu orang bisa menyelesaikan pekerjaan miwil lebih banyak dalam waktu singkat. -
Lebih Aman
Botol besar digendong di punggung, sehingga tangan bebas bekerja. Risiko botol jatuh atau larutan tumpah berkurang drastis. -
Mudah Dibuat
Tidak perlu teknologi mahal. Botol bekas, tali, dan selang infus yang harganya murah sudah cukup untuk membuat alat ini. -
Replikasi Mudah
Semua kelompok tani bisa membuatnya tanpa harus menunggu bantuan pemerintah atau membeli alat impor.
Dampak Bagi Petani
Dengan adanya inovasi ini kelompok tani merasakan langsung manfaatnya. Pekerjaan miwil yang biasanya melelahkan kini lebih ringan. Dalam satu hari, seorang petani bisa menyelesaikan miwil ratusan tanaman dengan tenaga yang lebih efisien.
Selain itu kualitas daun tembakau juga terjaga. Tunas samping yang cepat mati membuat daun utama tumbuh optimal, lebih besar, dan bernilai jual lebih tinggi. Dengan kata lain inovasi ini tidak hanya menghemat waktu dan tenaga, tapi juga berkontribusi pada peningkatan pendapatan petani.
Inovasi dari Bawah
Hal yang menarik dari temuan ini adalah sumber ide yang benar-benar berasal dari petani sendiri. Tidak ada proyek besar, tidak ada teknologi mahal dari luar negeri, tidak ada bantuan alat canggih. Hanya kreativitas, diskusi sederhana, dan keberanian untuk mencoba.
Inilah yang disebut sebagai farmer-led innovation atau inovasi berbasis petani. Petani bukan hanya pengguna teknologi, tapi juga pencipta solusi. Kisah ini sekaligus membuktikan bahwa desa tidak melulu identik dengan keterbelakangan. Justru dari desa bisa lahir solusi tepat guna yang mungkin luput dari perhatian akademisi atau birokrat.
Harapan ke Depan
Inovasi selang infus untuk miwil ini baru tahap awal. Masih banyak potensi pengembangan: misalnya menambah beberapa selang agar bisa menetes ke dua tunas sekaligus, atau membuat sistem distribusi dengan tekanan agar alirannya lebih stabil.
Namun yang terpenting, inovasi ini sudah berhasil membuktikan bahwa teknologi tepat guna tidak harus mahal. Cukup dengan memanfaatkan barang bekas dan kreativitas, petani bisa menciptakan alat yang efektif.
Harapannya cerita sukses dari Poktan Rukun Tani Desa Gowong ini bisa menyebar ke kelompok tani lain di Purworejo, Jawa Tengah, bahkan ke daerah tembakau lain di Indonesia. Dengan begitu, beban petani bisa berkurang, dan produktivitas tembakau Indonesia bisa semakin baik.
Inovasi selang infus ala petani Gowong mengajarkan kita satu hal penting: kesederhanaan bisa melahirkan keajaiban. Botol Aqua bekas dan selang infus yang biasanya identik dengan rumah sakit kini menjelma menjadi alat pertanian yang ramah petani.
Bila inovasi ini terus dikembangkan, mungkin suatu saat kita akan melihat petani miwil bukan lagi dengan tangan kosong atau botol kecil yang mudah tumpah, melainkan dengan alat sederhana yang efisien. Dan semua itu dimulai dari desa kecil bernama Gowong.

Komentar
Posting Komentar