Bimtek KWT Sekartani: Lintas Sektoral Satukan Visi Ketahanan Pangan
Bimtek KWT Sekartani: Lintas Sektoral Satukan Visi Ketahanan Pangan
Oleh : Sutoyo
__________________
Bruno, Purworejo, 20 Agustus 2025– Bukan sekedar pelatihan pengembangan tanaman sayuran dalam polybag, Bimbingan Teknis (Bimtek) yang digelar Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekartani Desa Gowong, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo, menjadi momentum penting dalam rangka membangun pemahaman lintas sektoral. Hadirnya Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah, TP PKK Provinsi Jawa Tengah, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Purworejo, serta Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) setempat menunjukkan bahwa pembangunan ketahanan pangan tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Ia membutuhkan kerja bersama yang rapi, saling melengkapi, dan berkelanjutan.
Pada kesempatan ini, Distanbunprov Jawa Tengah memberikan bantuan berupa bibit sayuran, pupuk, dan polybag. Bantuan tersebut bukan sekadar bentuk perhatian, tetapi menjadi stimulasi dan bekal nyata agar anggota KWT dapat langsung mempraktikkan ilmu yang diterima. Praktik lapangan dengan media polybag dipilih karena sederhana, efisien, dan dapat diterapkan di pekarangan rumah tanpa membutuhkan lahan yang luas. Dan yang terpenting adalah bahwa bantuan ini merupakan pintu masuk untuk membangun kesadaran menanam dan semangat kemandirian pangan. "Dari bibit kecil di polybag, kita ingin menumbuhkan kesadaran besar bahwa setiap keluarga bisa lebih tangguh jika memiliki sumber pangan sendiri,” tegas Kartika Swasti dari Distanbunprov Jateng.
Selain dukungan teknis, TP PKK Provinsi Jawa Tengah menyampaikan visi dan misi besar yang menjadi arah gerakan mereka. Bagi PKK, ketahanan pangan keluarga adalah fondasi kesejahteraan, dan peran perempuan sangat menentukan di dalamnya. Menurut Dwi Palupi dari TP PKK Prov Jateng “PKK akan selalu hadir mendorong ibu-ibu agar tidak hanya konsumtif, tapi juga produktif dari pekarangan. Gerakan menanam di rumah harus menjadi gaya hidup, bukan sekadar kegiatan insidental. Sinergi seperti ini penting agar gerakan ini tidak berhenti hanya di seremoni,”.
Dengan keterlibatan PKK kegiatan bimtek pengembangan tanaman sayuran dalam polybag ini tidak hanya menjadi pelatihan teknis, melainkan juga bagian dari gerakan sosial yang lebih luas untuk mengajak keluarga-keluarga di desa untuk lebih berdaya, lebih mandiri, dan lebih sehat.
Dari sisi kebijakan, DKPP Kabupaten Purworejo hadir menyampaikan arah pembangunan hortikultura yang menjadi salah satu fokus pemerintah daerah. Menurut DKPP, hortikultura memiliki nilai strategis karena tidak hanya menjawab kebutuhan konsumsi harian, tetapi juga memberi peluang ekonomi bagi rumah tangga. “Pekarangan yang produktif akan mengurangi ketergantungan rumah tangga pada pasar. Bahkan, jika hasilnya lebih, bisa memberi nilai tambah ekonomi. Hortikultura adalah salah satu kunci dalam memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan pendapatan keluarga,” ungkap Totok Fitrianto dari DKPP.
Dengan demikian, kebijakan daerah yang berpihak pada hortikultura menemukan tempat nyata di lapangan melalui aksi-aksi KWT seperti Sekartani.
Sementara itu PPL Kecamatan Bruno menekankan pentingnya penguatan kelembagaan KWT. Menurutnya, keberhasilan program tidak hanya diukur dari seberapa banyak polybag yang ditanam, tetapi dari soliditas organisasi yang menopang kegiatan. “Kalau kelembagaannya kuat, semangat menanam tidak berhenti di awal saja. KWT akan terus bergerak, mengembangkan diri, bahkan membuka peluang usaha bersama. Itu sebabnya kelembagaan menjadi pondasi yang harus diperkuat,” jelas PPL. Pendampingan kelembagaan inilah yang membuat KWT Sekartani tidak hanya menjadi kelompok yang menanam sayur, tetapi juga wadah belajar, berbagi pengalaman, dan saling menguatkan antaranggota.
Bagi KWT Sekartani, bimtek ini menjadi momentum berharga. Dukungan lintas sektor memberi energi baru sekaligus keyakinan bahwa usaha mereka mendapat perhatian serius. Dengan bibit dan polybag yang tersedia, visi dan misi yang digelorakan PKK, arah kebijakan hortikultura dari DKPP, serta pendampingan kelembagaan dari PPL, anggota KWT merasa lebih percaya diri melangkah ke depan.
Kini polybag tidak lagi dipandang sebagai sekadar wadah plastik berisi tanah. Ia menjadi simbol kolaborasi lintas sektoral: ada tangan pemerintah provinsi, kabupaten, organisasi perempuan, hingga penyuluh yang ikut mengisinya dengan harapan dan kerja nyata.
Kegiatan bimtek ini juga menyiratkan pesan penting bahwa ketahanan pangan keluarga tidak harus dimulai dari sesuatu yang besar. Dari pekarangan yang sempit pun, jika dikelola dengan baik, bisa tumbuh sayuran sehat yang menyokong kebutuhan rumah tangga. Lebih dari itu gerakan menanam bersama KWT Sekartani bisa menjadi inspirasi desa lain untuk meniru.
Pada akhirnya ketahanan pangan bukan semata soal ketersediaan, tetapi juga soal kemandirian dan kesadaran. Melalui kolaborasi lintas sektor, dari bibit hingga kelembagaan, KWT Sekartani membuktikan bahwa harapan besar bisa tumbuh dari polybag sederhana.
_________________

Komentar
Posting Komentar