“Yang Disemprot Hama, Tapi Hatinya Juga Perlu Disemprot”
“Yang Disemprot Hama, Tapi Hatinya Juga Perlu Disemprot”
Oleh: Abuwaras
___________________
Setiap terjadi ledakan hama wereng katanya karena hujan yang salah waktu...benarkah ?
Langit disalahkan, awan dituding sebagai biang kerok, air hujan dianggap musuh tanaman.
Padahal siapa yang menyuruh menanam di sawah secara seragam?.
Siapa yang menyemprot sembarangan?
Siapa yang mengusir burung, membunuh katak, mengeringkan parit, dan menggusur semak di pematang? Siapa lagi kalau bukan Manusia.
Tapi tetap saja kalimat yang keluar dari mulut: “Itu gara-gara hujan, Pak.”
📖 Ayat Sudah Turun Jauh-Jauh Hari Sebelum Kejadian, Tetapi Kita Tak Juga Tunduk
Allāh sudah memperingatkan dalam Surah Ar-Rūm ayat 41:
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia...”
Tetapi manusia memang makhluk yang super unik,
kalau berprestasi bilang: "Ini hasil kerja keras saya."
Kalau gagal panen bilang: "Ini karena cuaca buruk."
Kata Abuwaras:
“Kalau yang baik diakui sendiri, yang buruk ditimpakan ke langit,
itu bukan manusia bijak... itu manusia licik yang religius hanya di saat panen.”
🌾 Wereng Itu Cermin, Bukan Sekadar Hama
Jangan buru-buru menyemprot wereng.
Lihatlah dulu, barangkali itu teguran.
Mungkin sawahmu kehilangan keanekaragaman hayati.
Mungkin tanahmu kelelahan karena tak pernah diberikan pupuk organik.
Mungkin ekosistemmu menjerit karena engkau perlakukan alam seperti mesin produksi, bukan amanah.
Kata Abuwaras:
“Kalau alam sudah ngomong, dia tak butuh mikrofon. Dia kirimkan wereng sebagai bahasa, dan banjir sebagai tanda baca.”
🧠 Hati yang Lebih Dulu Disemprot, Bukan Hanya Sawah
Abuwaras ingin usul satu hal:
Kalau petani sudah dibekali pestisida, penyuluh dibekali motor, dan sawah dibekali irigasi,
maka manusia pun harus dibekali nurani.
Sebab sehebat apapun teknologi pertanian, kalau hati kita tetap suka menyalahkan,
kita akan terus bertanya “siapa yang salah?”, bukan “apa hikmahnya?”.
📝 Cermin Bukan Musuh
Hujan bukan musuh. Wereng bukan laknat.
Mereka hanya cermin kecil dari kerusakan besar yang kita biarkan.
“Kalau kau takut pada hama, takutlah dulu pada sikapmu yang angkuh.
Karena yang merusak bumi bukan serangga kecil,
tapi manusia yang merasa besar.”
Wallohualam Bishowab
___________________
Komentar
Posting Komentar