Pemain Pemula Sudah Dilirik: Rukun Tani Siap Masuk Rantai Bisnis Tembakau Nasional
Pemain Pemula Sudah Dilirik: Rukun Tani Siap Masuk Rantai Bisnis Tembakau Nasional
Bruno, Senin 28 Juli 2025__KT Rukun Tani, desa Gowong, Kecamatan Bruno, Purworejo, mencatat momen penting dalam perjalanan barunya sebagai petani tembakau. Pada hari Minggu, 27 Juli 2025, kelompok ini mendapat kunjungan kehormatan dari Mulyono, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Purworejo, dan Suratman, Owner Pabrik Rokok Jowo, produsen rokok lokal yang mulai dikenal di kalangan penikmat tembakau nusantara.
Kunjungan ini bukanlah pertemuan biasa. Ini adalah tindak lanjut dari rapat koordinasi yang sebelumnya difasilitasi oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Purworejo. Sebagai petani tembakau pemula, langkah ini menjadi angin segar sekaligus tantangan bagi Rukun Tani untuk naik kelas dan terlibat dalam kemitraan yang lebih serius dengan dunia industri.
Mimpi Lama yang Mulai Terlihat Nyata
Menurut Muh. Fatah, Ketua KT Rukun Tani, kunjungan ini menjadi bukti bahwa kerja keras dan semangat untuk mencoba sesuatu yang baru mendapat apresiasi nyata. “Kami baru pertama kali menanam tembakau, dan memang banyak belajar dari nol. Tapi alhamdulillah berkat dukungan dari PPL dan stakeholder yang cukup kuat, kami tidak menyangka akan mendapat perhatian sebesar ini,” ujarnya dengan penuh semangat.
Fatah menambahkan "bahwa kunjungan Pak Mulyono dan Pak Suratman tidak hanya membawa harapan, tetapi juga tantangan dan tanggung jawab, karena berarti kelompok kami harus membuktikan bahwa kami mampu menjaga kualitas dan kontinuitas produksi tembakau".
Kemitraan yang Bukan Sekadar Transaksi
Dalam dialog santai di lahan tembakau, Mulyono menyampaikan bahwa kemitraan antara petani dan industri tembakau harus dibangun di atas dasar saling menguntungkan dan berkelanjutan. “APTI akan terus mendorong agar petani tidak hanya menjadi penonton dalam bisnis tembakau, tetapi benar-benar menjadi bagian penting dalam rantai produksi. Rukun Tani punya potensi dan kita berharap ini bisa jadi model kemitraan yang sehat,” tegasnya.
Sementara itu, Suratman, pemilik Pabrik Rokok Jowo, mengaku tertarik menjalin kemitraan dengan petani lokal yang memiliki semangat belajar dan berkomitmen tinggi. “Kita tidak hanya butuh tembakau yang berkualitas, tapi juga hubungan jangka panjang dengan petani. Kalau ada petani pemula yang serius seperti ini, tentu kami akan sambut dengan baik,” katanya.
Bukan Soal Besar-Kecil, Tapi Siapa yang Siap
Kunjungan ini juga menunjukkan bahwa dalam dunia pertanian tembakau, bukan soal seberapa besar lahan atau pengalaman, tetapi siapa yang siap bekerja keras dan mau membangun komunikasi. Muh. Fatah dan anggota kelompok tani menyadari bahwa mereka masih perlu belajar banyak, termasuk soal teknik budidaya, pascapanen, dan standar kualitas industri.
Namun dengan adanya perhatian dari asosiasi dan pabrik, mereka optimistis bisa terus berkembang. Terlebih lagi dukungan dari instansi pertanian di tingkat kabupaten maupun provinsi menjadi modal penting untuk membangun jejaring kemitraan yang lebih kuat.
Harapan: Dari Desa Menuju Kemandirian
KT Rukun Tani kini berada dipersimpangan penting: tetap menjadi petani tradisional, atau melangkah lebih berani menjadi petani tembakau modern yang berdaya saing. Pilihan ini tentu memerlukan keberanian, ketekunan, dan komitmen. Tapi setidaknya, kunjungan bersejarah ini telah membuka jalan baru.
“Saya percaya, petani desa seperti kami juga bisa punya masa depan cerah. Asal tidak takut mencoba dan mau terus belajar,” pungkas Muh. Fatah, sambil menatap lahan tembakau yang tumbuh menghijau.
____________________

Komentar
Posting Komentar